Mitos Vitamin D. Sudah diketahui bahwa vitamin D berfungsi untuk menjaga tulang yang kuat, gigi yang sehat dan sistem kekebalan yang kuat, meski begitu ada banyak mitos atau informasi yang keliru tentang salah satu zat gizi populer ini.
5 Mitos Vitamin D Populer yang Ternyata Keliru
1. Saya bisa mendapatkan cukup vitamin D melalui sinar matahari
Sumber utama vitamin D kita berasal dari kulit kita yang terpapar sinar UVB dari matahari, tetapi bagi kita yang tinggal di belahan bumi utara, sulit untuk mendapatkan cukup untuk mempertahankan kadarnya.
Antara Oktober dan April, matahari tidak cukup kuat bagi kita untuk memproduksi vitamin D, bahkan selama hari-hari tercerah.
Selama bulan-bulan musim panas, tutupan awan dapat menghalangi sinar UBV, dan bahkan ketika matahari bersinar, kita cenderung melapisi tabir surya untuk melindungi kulit kita dari sinar UVA yang berbahaya; tabir surya di atas SPF15 memblokir sinar UVB yang tubuh butuhkan untuk tidak mencegah produksi vitamin D.
Melatonin juga berperan dalam mempengaruhi produksi vitamin D. Mereka yang memiliki kulit lebih gelap membutuhkan paparan sinar matahari yang lebih lama untuk menghasilkan tingkat yang sama dengan mereka yang memiliki kulit lebih cerah.
Gaya hidup modern juga memengaruhi jumlah waktu yang kita habiskan untuk terpapar sinar matahari. Mengemudi untuk bekerja, menghabiskan sepanjang hari di kantor dan mengenakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh semua memengaruhi berapa lama dan seberapa banyak kulit terpapar sinar matahari.
2. Saya makan banyak makanan kaya vitamin D
Ada sejumlah makanan yang secara alami mengandung vitamin D, termasuk ikan berminyak, telur, susu, dan hati. Namun, banyak orang tetap tidak menyadari betapa banyak vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dan oleh karena itu berapa banyak makanan kaya vitamin D yang tubuh butuhkan untuk mempertahankan tingkat yang memadai.
Ikan berminyak adalah sumber vitamin D terbaik tetapi bukan makanan pokok sehari-hari kebanyakan orang. Sumber ikan juga memengaruhi jumlah vitamin D yang ada dalam satu porsi. Ikan liar seperti mackerel, salmon, dan tuna mengandung jauh lebih banyak vitamin D daripada ikan yang lewat hasil budidaya.
Tuna liar misalnya, menyediakan rata-rata 500iu per porsi, sedangkan tuna yang buduidaya hanya akan menghasilkan sekitar 100iu per porsi.
Beberapa makanan dapat memiliki vitamin D dengan bebebrapa tambahan selama produksi, ini kita kenal sebagai makanan yang diperkaya seperti sereal, susu bayi, yoghurt, roti dan beberapa jamur.
Meskipun melakukan beberapa cara untuk meningkatkan asupan vitamin D kita, kemungkinannya bahkan diet sehat mungkin hanya memberi Anda beberapa vitamin D harian yang Anda butuhkan.
3. Hanya kelompok ‘berisiko’ yang perlu melengkapi Vitamin D
Rekomendasi Institut Kesehatan Nasional saat ini menyarankan kelompok ‘berisiko’ berikut harus menggunakan suplemen vitamin D sepanjang tahun. Ini termasuk:
- Bayi yang disusui
- Orang yang berusia di atas 65 tahun
- Orang yang sedikit atau tidak terkena sinar matahari
- Orang dengan pigmentasi kulit lebih gelap
- Orang yang memiliki kondisi yang membatasi penyerapan lemak
- Orang yang mengalami obesitas atau telah menjalani operasi bypass lambung
Namun, hampir satu dari empat orang di Amerika Serikat memiliki kadar vitamin D dalam darah yang rendah atau tidak memadai untuk tulang dan kesehatan secara keseluruhan.
4. Saya sudah memiliki kadar vitamin D yang ‘memadai’ jadi saya tidak membutuhkannya lagi
Tes kadar serum darah sederhana dapat memberi tahu Anda apakah Anda memiliki kadar vitamin D yang cukup, berikut panduan pengukurannya:
- >50nmol/l (20ng/mL) = cukup
- <30nmol/l (12ng/mL) = tidak memadai
Tingkat ini menunjukkan mereka yang berada pada risiko parah kekurangan dan mengembangkan kondisi seperti osteoporosis tetapi tidak banyak membimbing kita pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan kesehatan yang kuat.
Vitamin D terkenalsebagai penyumbang sistem kekebalan tubuh yang sehat, yang melindungi kita tidak hanya dari batuk dan pilek, tetapi juga dari sejumlah penyakit autoimun.
5. Saya mengonsumsi multivitamin yang mengandung vitamin D jadi saya sudah mendapatkan semua yang saya butuhkan
Melalui diet saja kebutuhan Vitamin D tidak bisa selalu efektif, oleh sebab itu banyak yang beranggapan mengonsumsi multivitamin sudah mendapatkan semua kebutuhan vitamin yang tubu butuhkan. Jelas, itu keliru.
Banyak multivitamin mengandung vitamin D tingkat rendah daripada dengan apa yang tubuh butuhkan untuk mencapai tingkat optimal. Dengan pemikiran ini, tanpa suplemen vitamin D yang terformulasikan secara khusus, Anda mungkin tidak dapat meningkatkan level Anda sebanyak yang Anda pikirkan.