Vitamin Organik vs Sintetis: Mana yang Lebih Baik? Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa kurangnya regulasi suplemen vitamin yang dikomersialkan menyebabkan suplemen yang dijual di pasaran tidak aman.
Hal ini pun menyebabkan banyak penarikan dan klaim palsu. Karena ini, banyak orang mulai bertanya-tanya apakah multivitamin, atau suplemen vitamin lainnya, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Vitamin Sintetis vs Vitamin Organik
Organik — atau makanan utuh — vitamin sudah tersedia dalam makanan alami dan bergizi seperti daging, ikan, buah-buahan, dan sayuran. Makanan ini dapat diubah menjadi bubuk untuk vitamin yang lebih mudah tersedia, tetapi mereka masih dianggap sebagai “makanan utuh”.
Misalnya, mengeringkan buah dan memasukkannya ke dalam bentuk kapsul menciptakan vitamin organik, tetapi masih berasal dari makanan utuh.
Vitamin sintetis adalah vitamin yang diisolasi. Vitamin ini adalah senyawa, dibuat di laboratorium, yang meniru vitamin alami. Beberapa contoh vitamin sintetis termasuk botol vitamin D atau suplemen biotin. Vitamin sintetis sudah tersedia di sebagian besar apotek dan toko.
Penyerapan dan Ragam Vitamin
Bukti menunjukkan bahwa tubuh lebih mudah menyerap beberapa vitamin dalam bentuk alaminya. Diteorikan bahwa ini sebagian disebabkan oleh variasi nutrisi dan enzim dalam makanan.
Selain itu, beberapa enzim dan nutrisi membantu penyerapan vitamin lain. Misalnya, satu penelitian yang lebih tua yang berafiliasi dengan Steacie Institute for Molecular Sciences menetapkan bahwa vitamin E organik memiliki ketersediaan dua kali lipat dari rekan sintetisnya. Ini berarti bahwa tubuh lebih mudah menyerap vitamin E organik daripada vitamin E sintetis.
Dengan pemikiran ini, tampaknya beberapa vitamin sintetis, seperti vitamin E, tidak dapat dengan mudah menggantikan vitamin organik dan alami. Namun, menurut Rachel Baker, ahli diet terdaftar dan Manajer Konten dan Komunikasi Ilmiah di GNC, beberapa vitamin sintetis mungkin lebih mudah diserap daripada vitamin alami.
Baker juga mencatat bahwa tingkat penyerapan mungkin bergantung pada keberadaan nutrisi lain di dalam tubuh.
Manfaat Vitamin Sintetis
Banyak penelitian berpendapat terkait manfaat multivitamin yang tidak maksimal, tetapi secara keseluruhan datanya tidak meyakinkan.
Namun, ketika mempertimbangkan individu tertentu, multivitamin dianggap bermanfaat bagi mereka yang kekurangan vitamin, vegetarian, atau lanjut usia.
Untuk rata-rata individu dalam kesehatan yang baik, multivitamin bukanlah pilihan pertama untuk mendapatkan nutrisi. Idealnya, pola makan yang lengkap mampu memberikan asupannya. Namun, lebih baik mendapatkan nutrisi tersebut melalui multivitamin daripada tanpanya.
Manfaat vitamin sintetis telah dipelajari dalam berbagai cara yang berbeda, seringkali berfokus pada pengaruh vitamin pada kesehatan jantung, pencegahan kanker, dan kesehatan darah.
Sementara itu, satu studi dapat memberikan perspektif tentang bagaimana vitamin sintetis dapat membantu, penelitian masih kurang dan data sering tidak konsisten atau tidak meyakinkan.
Kekurangan vitamin
Ada banyak vitamin dan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh Anda. Suplemen vitamin bermanfaat bagi mereka yang kekurangan vitamin, seperti kekurangan zat besi atau vitamin B12.
Dokter sering merekomendasikan suplemen vitamin untuk orang-orang ini; Penting untuk berkonsultasi dengan profesional perawatan kesehatan untuk dosis aman yang direkomendasikan. Beberapa individu yang mungkin mendapat manfaat dari suplemen tambahan meliputi:
Vitamin Organik vs Sintetis: Vegetarian dan Vegan
Pola makan nabati dan tanpa daging ini dapat mengandung semua nutrisi yang diperlukan, mereka yang mengikuti pola makan vegetarian atau vegan lebih rentan terhadap kekurangan nutrisi tertentu.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa nutrisi tertentu mungkin tidak tersedia dalam produk tanaman seperti pada produk hewani.
Misalnya, mereka yang mengikuti diet vegetarian atau vegan berisiko mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D, asam lemak omega-3, kalsium, zat besi, dan seng.
Studi menunjukkan bahwa suplemen vitamin dosis rendah membantu menghindari kekurangan ini, bahkan mereka yang menjalani diet vegetarian bergizi penuh. Penting untuk mengonsumsi suplemen dosis rendah untuk mencegah overdosis vitamin, kecuali jika dokter Anda menyarankan sebaliknya.
Wanita Pasca Menopause
Banyak wanita pasca-menopause mengonsumsi suplemen vitamin untuk mencegah penyakit kardiovaskular, kanker umum, atau kondisi fatal lainnya.
Namun penelitian oleh Divisi Ilmu Kesehatan Masyarakat menyimpulkan bahwa multivitamin memiliki sedikit atau tidak ada pengaruh pada salah satu kondisi yang disebutkan di atas, atau bahkan kematian umum, pada wanita pasca-menopause.
Ini tidak berarti bahwa suplemen vitamin berbahaya, tetapi pengaruh menguntungkannya terhadap kematian tidak signifikan atau tidak meyakinkan. Studi tersebut juga memberikan bukti bahwa tidak ada risiko fatal mengonsumsi suplemen vitamin sebagai wanita pascamenopause.
Vitamin Organik vs Sintetis: Orang tua
Orang yang lebih tua berisiko mengalami kekurangan vitamin tertentu. Mereka sangat berisiko kekurangan vitamin B12, yang dapat menyebabkan gastritis atrofi. Sebuah studi yang berafiliasi dengan USDA menyimpulkan bahwa suplemen dapat membantu mencegah gastritis atrofi.
Ditemukan juga bahwa kombinasi suplemen kalsium dan vitamin D membantu mencegah osteoporosis pada mereka yang berusia 50 tahun atau lebih. 11 Ini berarti bahwa suplemen sintetis untuk kalsium dan vitamin D dapat membantu mencegah pengeroposan tulang dan patah tulang.
Kesimpulan
Vitamin sintetis dapat bermanfaat bagi individu tertentu, setiap orang harus menargetkan diet yang dipersonalisasi dan bergizi.
Anda tidak boleh menggunakan vitamin sintetis untuk menggantikan nutrisi organik sepenuhnya. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan tentang mengonsumsi vitamin dan dosis yang tepat untuk vitamin tersebut.
Jika Anda mengalami gejala yang merugikan terhadap suplemen dalam diet Anda, segera temui ahli kesehatan. Vitamin Organik vs Sintetis: Mana yang Lebih Baik? Semua tergantung kebutuhan.